Sekedar Singgah

 

Malam ini Jakarta terlalu kelabu, Ara baru saja menyelesaikan hari ini dengan kegiatan terakhirnya yaitu kuliah. Mungkin Ara tak seberuntung beberapa orang yang kuliah tanpa perlu kerja banting tulang untuk menghidupi keluarga dikampung dan biaya sekolah.

Menjadi anak tunggal, mungkin kebanyakan orang merasa bahwa apapun yang ara mau semua tersedia. Namun, itu tak berlaku bagi ara yang dari keluarga berkecukupan.

Ara mengendarai motor bututnya, menyumbat kedua telinganya dengan earphone sambil menikmati lagu-lagu yang menemani malam sepi dan sejuk nya ara. “Sejak kapan jakarta sepi ? yang ada hati lu aja yang sepi ditengah keramian dan keriuhan kota jakarta ini” seolah pikiran ara mengatai ara.

Sembilu yang dulu biarlah berlalu

Bekerja bersama hati

kita ini insan bukan seokor sapi

Sembilu yang dulu biarlah membiru

bekarya bersama hati..

Diam dan mati..

milik dia yang tak bisa berdiri..

berdiri di kakinya sendiri

Lagu  Zona Nyaman yang di bawakan oleh Fourtwenty seolah memberikan bius semangat selepas seharian bekerja ditambah dengan kuliah dimalam hari.

 

Ingatan ara kembali mengingat tentang kejadian 5 tahun yang lalu, tahun 2017 tepatnya.

 

Awal ara mengenal sosok lelaki yang beberapa hari ini memenuhi pikiran ara.

Raka, namanya. Dulu sekali, ara sangat suka sama lelaki yang bisa main basket bukan hanya bisa tapi hobby dalam memainkan olahraga yang satu itu. Hanya mengaggumi, tak sampai berharap “bagaimana jika salah satu pemain basket menjadi pacarku?” benar-benar sekedar mengaggumi, mungkin karena ara sangat ingin belajar bermain basket dan menguasai lapangan ketika bermain, namun tak kunjung  keinginan itu tercapai. Jadilah ara hanya sekedar mengaggumi lelaki pemain basket.

 

Salah satu sosial media yang beberapa tahun ini banyak diminati semua orang, yaitu instagram.

Berawal dari sana, tahun 2015 ara mengikuti beberapa lelaki yang dari profilenya membuat ara yakin sepertinya mereka pemain basket. Raka salah satu lelaki itu, dan ara memfollownya.

Selepas itu ara lupa siapa saja yang ia follow karena mereka anak basket, bahkan ara lupa jika ia habis follow orang hanya karena mereka pemain basket.

Tahun 2017, aku tak sengaja melihat sebuah story di salah satu akun yang aku ikuti Postingan itu membahas tentang issu yang kebetulan sedang booming pada saat itu. Ia mengemukakan sebuah opini, disitu ara tertarik dengan sudut pandangnya. Membuat ara ingin bertanya dan sedikit berdiskusi, dengan berani ara memberanikan diri untuk menyapa via dm.

“Hai, maaf sebelumnya. Ada yang ingin ku tanyakan perihal postingan dan opini kamu terhadap masalah ini”

Dan percakapan via dm itupun berlanjut hanya seputar opini dan diskusi terhadap isu tersebut. Hingga ia bertanya diluar dari topik awal tadi, mungkin karena kebetulan opini kita sama dan dinyatakan selesai untuk topik tersebut.

 

Raka : Kamu tinggal di kota mana?

Ara    : Batam , Kepulauan Riau

Raka : Ohh bagus itu, maaf ya ternyata kamu sudah follow saya terus saya belum pernah follow   kamu.

 

Ara mencoba mengingat-ingat atas dasar apakah ara memfollow ini, sejak kapan, untuk apa ? Ara bertanya-tanya kedirinya. Ia pun mengecek profile raka dan ara menemukan foto ia sedang bermain basket  . “Astagaa dia salah satu orang yang aku follow karena dia anak basket toh ternyata tapi fotonya kayak anak pondok yaa di feed yg diatas-atas” Ara pun segera membalas chat dari raka.

 

Ara    :  Iyaa hehe, aku pikir kamu orang terkenal disana jadi wajar aku tidak di follback.

Raka : Tidak, tentu saja kita sama. Bahkan kamu lebih aktif untuk perlombaan karya tulis ilmiah dan olimpiade, juara sana sini, Aku harus banyak belajar dari kamu.

Ara    : Haha, kita sama-sama belajar saja sebaiknya.

Raka : saya kan mau jadi pemimpin nantinya

Ara    : Hihi, iya karena kamu laki-laki ya? Jangan lupa sebelum itu belajar memimpin diri kamu dulu.

Raka : Siapp komandan. Oiya kamu umur berapa?

Ara    : 18 tahun kurang 1 bulan.

Raka : Hahaha kita beda setahun, nama panggilanmu siapa ?

Ara    : Ara. Ooh senior, kuliah dimana?

Raka : Doain yah, sy udah berhenti kuliah. Karena Alhamdulillah lolos IPDN, tanggal 11 ini berangkat ke bandung.

 

Dan beberapa pertanyaan tentang aktivitas satu sama lain mengisi percakapan ara dan raka.

Ara memilih menutup percakapan terlebih dulu, karena sudah pukul 11.00 malam dan ini terkesan tak baik untuk mereka yang masih awal perkenalan.

 

Perasaan Ara saat itu dan beberapa hari kedepan biasa aja, lagian hanya teman pikir ara.

5 hari kemudian, Ara melihat story Raka di bandara. Ara teringat percakapan raka tentang dirinya yang akan kebandung dalam waktu dekat ini.

 

Ara memberanikan diri untuk mengomentari story raka

Ara    : Ciee yang kebandung

Raka : Doakan yaa ra, semoga aku berhasil disana.

Ara    : InsyaAllah Aamiin.

 

Lama tak ada kabar, karena tau bahwa raka sedang fokus disana mempersiapkan diri agar lolos tahap akhir, dan menjadi seperti apa yang ia usahakan dan inginkan.

Tanggal 22 Agustus 2017

Ara menunggu kabar tentang lolos atau tidaknya raka, dan ara memberanikan diri membuka obrolan terlebih dahulu.

Ara : Kak Raka..

Namun balasan tak kunjung datang, mungkin belum peggang hp pikir ara.

Dan pada tanggal 28 Agustus 2017, Raka membalas pesan dari Ara.

Raka : Maaf baru balas ara, baru penggang hp

Ara    : Oh iya ga apa, gimana disana ?

Raka : Siap, tadi malam pengunguman, terus jatuh padhal hmm L

Ara    : Apanya yang jatuh ?

Raka : Tidak lolos pantukhir balik ulg, sedih 7 orang balik jadi yang lulus Cuma 31 orang.

Ara    : Pas seleksi apa yang bikin gak lolos ?

 

Raka pun menceritakan kegagalan dan bagaimana bisa terjadi pada ara.

Ara    : Jadi kapan pulang ke palu ?

Raka : Ini masih dibandung, siang ke jakarta dan subuh sudah harus kembali ke palu.

Ara    : Semangat terus ya kak, semoga ada jalan lain untuk kakak.

Raka : Siap ara, semangat juga untuk ara yaa.

 

Setelah itu ara dan raka tak pernah lagi saling berkomunikasi, Ara yang tak ingin memulai karena merasa mungkin raka juga sedang sibuk dengan planningnya dan mimpi-mimpi selanjutnya.

Namun, tak sampai satu bulan lamaya, Raka kembali menghubungi Ara.

Raka membalas cerita ara “Assalammualaykum, Apa kabar araaaa? Kok tdk pernah menyapa sekarang hehehe” Ara tentu saja terkejut,lah kenapa aku harus menyapa duluan” pikir ara

Ara pun membalas : Waalaykumussalam, hahaha harus banget disapa duluan yaa

 

Raka : Hahaha bukan begitu, mau dengar nasehat dari motivator ara, buat kasih semangat orang yang lagi patah dalam mengejar cita-cita

Ara    : Motivator apaan? Masih galau ya kak ?

Raka : hahaha masih araa, Cuma Alhamdulillah gak seperti awal-awal

 

Ntah pembicaraan semacam apa yang membuat ara dan raka membahas hal yang lucu sekali pada saat itu, percakapan yang sangat ara ingat adalah raka bilang..

 

Raka : Menikah itu ibadah ya kan ? sunnah juga.

Ara    : yap, ada yang mau cepat-cepat nii

Raka :  yaa harus pikirkan kedepannya, oh belum juga sekarang . saya harus berpendidikan dulu lah

Ara    : Eh mau dibantu cariin ga ?

Raka : Ara siap-siap yah hehe, canda ra hehe.

Ara    : hahaha siap-siap ditunggu (balas ara dengan candaan juga)

Raka : Hahaha jauh ah riau-palu

Ara    : Jauh sabang ke maroke lagi gak?

Raka : Motivatorr... mau nanya dong?

Ara    : Apaaan motivator L

Raka : Nga boleh marah-marah, calon istri yang baik tak boleh marah-marah haha

 

Ara    : Oiyaa tadi mau tanya apa?

Raka : Begini ra...

Raka pun membuka topik diskusi dengan hal yang ingin ditanyakan tersebut, sengaja ara mengalihkan pembicaraan itu, karena detak jantung tak lagi terkondisi.

Akirnya tepat 11 september 2017

Seorang raka memberanikan diri untuk berpindah room chat dari instagram ke line.

Raka : ra, kamu punya id line ? boleh mintak nggak ?

Ara    : Ada, boleh @araa20

 

Akhirnya komunikasi itu semakin intens, kita saling bertemu dan menemukan titik yang sama. Kita nyambung untuk berbagai diskusi, kita saling paham dan belajar paham satu sama lain.. hingga mungkin ara lelah, lelah ntah kemana ujung dari perkenalan ini, mungkin sekedar berteman dan itu lebih baik.

 

24 Oktober 2017

Waktu Ara posting foto sahabatnya, Diah.

Lagi-lagi Raka membalas : ini araa ? Hahaha

Ara    : Itu diah

Raka : salam sama temannya diah yang sudah sombong.

Ara    : :’( :’( Ara malah kira kaka yang lupaa.

 

Lalu kita benar-benar sudah memilih sendiri-sendiri, selain jarak..

Ara kalah, kalah oleh dia yang selalu ada bahkan saat raka terpuruk.

 

28 SEPTEMBER 2018

Kabar yang mengejutkan datang dari donggala,Palu.

Ara lemas saat melihat berita pertama kali tentang Tsunami dan Gempa Bumi di Donggala

“Ya Allah, bukannya ini tempat tinggalnya kak raka ? Kak Raka dan Aqilah (Ponaan raka) di donggala kan? Kenapa bisa? Aku harus gimana? Ya Allah selamtkan mereka”

 

Ara mencoba menelfon nomor raka namun tak bisa, tak aktif.

Rasa cemas kian memenuhi dan membuat dada ara sesak.

 

1 OKTOBER 2018

Ara mencoba jalan terakhir untuk dapat kabar tentang raka, yaitu dengan dm di instagram raka.

Ara    : Assalammualaykum, kak gimana kabarnya ?

Raka membalas 28 menit kemudian, Akhirnya sedikit membuat ara tenang dan lega.

 

Raka : Waalaykumussalam, doakan ya dek. Rumah kaka hancur, aqilah selamat hampir mati.

Ara    : Allah, sabar ya kak. InsyaAllah ara selalu mendoakan semuanya dari sini. Adik dan mama kaka ?

 

Tak terbalas lagi pesan tersebut..

Tak lama, raka membagikan story sebuah kotak paket yang berisi sembako untuk raka dan keluarga..

Tak lupa ucapan terimakasi raka. “Terimakasih tak pernah pergi bahkan dalam kondisi tersulit, dan terimakasih selalu ada”

 

Ara mengerti posisinya pada saat itu, ia masih kuliah belum bekerja untuk bisa menghasilkan uang dan mengirimkan apapun kesana. Ara benci keadaan ini, ara benci ketidakbisaan ara untuk berada disamping raka.

Ara pamit, dengan segala rasa bersalahnya..

Paham, bahwa tak ada lagi ruang untuk ara dihati raka, paham bahwa permintaan tunggu sudah tak ada lagi untuk ara.

 

8 Februari 2019

Aku ingat, ini ulang tahunnya. Ulang tahun Raka..

Haruskah aku mengucapkan selamat hari lahir ? sepertinya tak perlu, sudah terlalu lama jeda diciptakan diantara kita berdua.

Tapi.. ia sempat mengucapkan birthday padaku beberapa bulan lalu.

Kepala ara dipenuhi kebingungan.

 

Tak masalah ara, ucapin aja. Kau hanya perlu mengucapkan selmat mengulang hari lahir bukan berarti perasaan dan hubungan itu kembali. Semua sudah selesai ara, bukan jeda seperti yang kau maksud tapi ini sudah lama selesai bahkan tanpa kau sadar kau yang menyelesaikannnya

 

Ucap ara pada dirinya melalui pantulan cermin.

 

Ara    : Barakallah fii umrikk

Raka : Syukrooon ara.

Ara    : Yay sudah tua.

 

Kembali menghilang kembali tak terbalas.. lagi-lagi merasakan sakit yang sama.. apalagi yang bisa ara lakukan selain menyalahkan diri sendiri ? LUPAKAN ARA LUPAKAN..

 

31 Oktober 2020

Hal yang membahagiakan untuk seorang ara, mengetahui bahwa sosok lelaki yang pernah mengisi ruang dihatinya akhirnya muncul di story dengan banyak ucapan selamat kepada raka atas lulusnya sebagai PNS di Kementerian Hukum dan HAM RI. Senang walau mungkin mimpinya adalah lulus sekolah kedinasan di IPDN. Namun Allah terlalu sayang ia, Allah beri kejutan lain dengan jalan lain.

 

Ara    : Alhamdulillah, kaka selamat yaa. Ara ingat banget perjuangan kaka kemarin dan Allah menjawab dengan cara lain dan semoga ini yang terbaik, selamat sekali lagi.

 

Raka : Oh ini araa ? Alhamdulillah makasih araa.

 

20 Maret 2021

Lagi-lagi kabar mengejutkan datang darinya..

“Papa sudah tidak sakit lagi..”

 

Ada apa ini? Tak lama.. ia mengabarkan bahwa Ayahnya sudah meninggal.

Besar ujian yang menimpanya, bahkan saat ia baru merasakan bahagianya.

 

Ara    : Innalillahi waiinailaihi rojiun, Allah lebih sayang papa . turut berduka cita kaka dan keluarga. Semoga papa ditempatkan ditempat terbaik disisi Allah.

 

Raka : Aamiin, terimakasih ara.

Ara    : Terimakasih kembali kak.

 

Ingin rasanya ara mengatakan “Kak, maaf untuk hal-hal yang menyulitkan untuk kamu terima aku gabisa untuk mendekap dan berada disisimu, bukan hanya sekarang.. namun selalu dan sampai kini”

 

Namun ara mengurungkan niat untuk bilang itu, karena beberapa minggu yang lalu ara melihat story raka bersama kekasihnya, sedang dikunjungi oleh kekasihnya ketempat ia kerja. Bahkan menghabiskan waktu libur bersama.

 

Tentu ara harus menghargai hubungan mereka.

 

Namun tak lama kemudian..

Raka : Ra, mintak nomor hp kamu?

Membinggungkan sungguh bagi ara, namun bukan waktu yang tepat untuk bertanya untuk apa nomor hp ara.

 

Ara    : 0812******

 

Tak lama panggilan masuk.. dari nomor yang belum terdaftar di kontak

Ara memberanikan diri mengangkatnya, mungkin raka.

Benar saja, yang menelfonnya adalah raka.

 

Hening..

Ara    : Kak?

Raka : raa.. papa udah gaada (dengan suara menangis)

Ara    : hei, anak sulung papa, si jagoannya papa. Papa sudah gak sakit lagi, kasian papa udah lama ngerasain sakit itu. Papa udah hebat, udah berjuang sampai sejauh ini untuk bisa liat kamu mencapai cita-cita kakak.

Raka : Aku belum bisa bahagiain papa ra..

Ara    : Papa bangga sama kamu, liat papa berjuang juga untuk kamu dengan tetap kuat menahan rasa sakitnya hingga kamu lolos dan bekerja ditempat yang kamu idam-idamkan. Papa ikut bahagiakan merayakan kelulusan kamu kemarin kan?

Raka : Iyaa raa,papa bilang papa bangga sama aku. Tapi kenapa pas detik terakhir papa aku gaada ?

Ara    : papa juga dikelilingi orang-orang yang gakalah sayang sama kamu, orang-orang yang sayang papa dan sayang kamu juga. Jadi anak yang sholeh ya untuk papa, jagoan papa semangat yaa.

Raka : Raa.. Makasih kamu selalu stay disini untuk aku. Oiya ra, aku belum kabari pacarku hari ini. Maaf yaa, terimakasi ra sehat selalu dan semangat terus yaa. Assalammualaykum.

Ara    : Waalaykumussalam..

 

Sudah tidak ada lagi sakit  walau dengan gamblang ia menyebut pacarnya dipercakapan telfon, mungkin perasaanku hilang dilenyapkan oleh waktu namun rasa bersalah inilah selalu ada hingga membuat ara akan selalu membukakan pintu untuk raka, Raka.. ini aku. Anggap saja seperti adikmu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku masih punya Allah

Mencintai Sejantan "ALI"

Aku Yang Nyata Memasuki Duniamu Yang Semu