Pelukan Untuk Jiwa-Jiwa Yang Hebat
Hai, Apa kabar readers blog ini..
Taukan ga semua jawaban apa kabar harus di jawab dengan baik" saja..
Gapapa sih kalau emang sedang ga baik aja, atau gapapa juga bilang "Iya ni lg gabaik-baik aja, pengen cerita deh" .. dann kabari aja aku, aku siap dengerin cerita kalian.
Kali ini, izin kan aku sedikit bercerita tentang aku yaa.
Tahun 2021 punya harapan tersendiri untuk aku, setelah berlalunya tahun-tahun yang menyisakan pelajaran berharga dihidup aku.
2019, mungkin ketika ditanya pada tahun 2020 aku akan bercerita betapa menyeramkannya tahun itu, betapa menjadi orang paling menyedihkan, paling butuh dikasihani banget pada saat itu.
dan untuk orang-orang baik yang menyiapkan telinga dan bahunya saat itu, Thanksfully bgt yaaa. aku juga harus minta maaf banget sama kalian, selain aku butuh didengar, tanpa sengaja aku ngirimin energi negatif itu ke kalian. aku berharap banget peristiwa yang terjadi di aku tahun 2019 jangan jadi alasan kalian takut dan ragu untuk melangkah ke jalan kebaikan itu yaa.
yang harus kalian ingat, tiap kita punya kondisi yang berbeda, cerita yang berbeda, cara menghadapi yang berbeda,dan ending yang berbeda.. ingat yaa, kita berbeda dan jangan maksa diri untuk jadi orang lain.. kamu jangan nyakitin diri kamu dengan itu yaa.. Cukup orang lain yang nyakitin kamu, kamu yang harus kuat untuk lindungi diri kamu. kalau kamu juga nyakitin diri kamu.. Siapa yang akan sayang kamu?
2020
Hari-hari ditahun itu aku merasakan perasaan yang campur aduk tak menentu..
masih di bayang-bayangi rasa sakit tapi selalu muncul aja orang-orang baik yang mungkin ga aku notice awalnya.. orang-orang baik yang ga pernah biarin aku sendiri dan kesepian..
Aku butuh apa ? selalu diusahakan ada sama mereka.. aku bener-bener merasakan menjadi orang paling menyedihkan dan paling beruntung secara bersamaan.
Namun, semesta ingin aku lebih kuat lagi..
yang selalu ada perlahan hilang satu persatu. sedih? tentu, bagaimana tidak, luka lama saja belum sembuh, eh malah di tambahin lagi luka kehilangan..
Kali pertama juga di tahun itu, aku ke psikiater dan sudah mulai aware sama diri aku. Ada hal yang ga beres? gimana ngadepinnya? ada aku harus apa? dan.. Aku sebenarnya kenapa?
Sebenarnya aku ngerasa ketidakberesan itu sudah lama, namun tertolong karena aku selalu menemukan orang-orang didekatku. sehingga aku terus menolak rasa itu.
Sampai pada akhirnya.. satu-satu pamit dalam hidupku.. Ntah itu teman,sahabat,keluarga, dll
Jika biasanya ada tempat aku ngadu, walau ia tinggal dikota yang jauh, dulunya jika ada saja yang menyakiti ku, ia akan marah dan tak lupa untuk menyemangatiku.
Namun, tepat di bulan Mei ...
seseroang nan jauh disana, bener-bener ninggalin aku selamalamanya..
Gak pake pamit sama sekali.
jika yang lain pergi karena suatu alasan yang aku pahami, namun kali ini. tidak.. selamat jalan, manusia terbaik.
Lama sekali untuk bisa memahami arti dari semua ini, bukankah seharusnya adil tentang ditinggal dan meninggalkan? setelah banyak yang meninggalkan, bisakah aku juga ikut meninggalkan?
Sampailah pada satu-satunya manusia yang membuat aku punya alasan untuk tetap hidup sejauh ini, juga pergi.. bukan raganya, namun perannya yang tak lagi menginginkanku..
Inikah saatnya ? itu yang kupikirkan.
Allah Maha Baik.
segera ia kirim kan pemahaman untuk apa yang terjadi ini.. sampai akhirnya, aku menikmati rasa sakit ini.
dan satu hal yang selalu ku ingat "Jangan sekali-kali meletakkan harap kepada manusia dan jangan meletakkan kebahagian kita sama orang lain, karena jika seseorang itu pergi maka otomatis kebagaiaan kita hilang"
Mulai dari situ, aku berushaa untuk menikmati kesendirian ini.
Tentu tidak langsung, berkali-kali terpuruk dan mengingat lagi.. "Apakah harus menghubunginya lagi?" namun tetap ku tahan, biar aku sendiri yang bertanggung jawab atas luka ini, jangan sampai orang lain yang menghapusnya. aku sendirilah yang memegang kendali untuk menyembuhkan dan berdamai dengan luka ini.
Teringat sebuah dialog kedua penulis
"Kadang beberapa orang, jangan sampai kita ikut campur buat nyembuhin mereka.. karena jangan-jangan luka itu yang bikin mereka tetap hidup. kadang ketika kita datang dan nyembuhin luka itu, kita malah justru matiin seseorang"
Aneh, bukan? jika aku setuju dengan statement ini
Tau apa yang menyenangkan dari rasa sakit ini ? aku ngeliat diri aku, aku menyaksikan diri aku udah bertumbuh seperti yang kalian lihat sekarang, aku jadi nemuin diri aku sendiri.
karena, kita sendiri belajar tau diri kita, luka kita, cara nyembuhinnya gimana.
Oke fine hal itu bikin aku hancur awalnya, tapi akhirnya aku sampai kepada titik semua hal yang menyakiti malah bikin aku dan pertahanan aku semakin kokoh.
Dari tahun 2020 aku belajar, berjalan di atas kaki sendiri tidak terlalu buruk dibandingkan meletakkan kaki di jiwa orang lain.
Ngopi, ke toko buku, dan naik motor sendiri tak terlalu buruk dibanding rasa harap diterimanya tiap ajakan butuh ditemani oleh orang lain.. namun ketika ditolak, akhirnya sakit.
Ketika sendiri malah ngerasain bebasnya mau kemana, sampai jam berapa, mau ngapain, dll.
Aku sama sekali tak marah atau kesal atas kejadian-kejadian ini, aku sangat bersyukur.. selalu berfikir "Mungkin jika aku tak merasakan itu, aku gak bakalan bisa melangkah dengan ringan seperti sekarang"
2021
Tahun yang paling bikin aku bersyukur..
apa teman-temanku hilang ? tidak, mereka ada dan kita sedang bersama-sama bertumbuh.
Aku belajar ngatasi bagaimana jika sedih itu lagi-lagi datang, aku belajar bagaimana menghadapi masalah, aku belajar bagaimana mendengarkan saran diri, aku belajar lebih peka terhadap jiwa orang lain, aku belajar peduli terhadap mereka yang lupa di peduliin, aku belajar menanusiakan manusia, dari mereka yang selalu disia-siakan.
Aku belajar berdiri di kaki sendiri, aku belajar membangun tembok tiap perasaan aku, aku belajar memberi limit sama diriku, aku belajar untuk lebih menghargai orang lain, aku belajar memahami orang lain tentunya setelah aku memahami diriku.
Rasa kesepian dan butuh seseorang itu ada datang sesekali, lagi-lagi aku belajar bahwa Allah akan hadirkan peneman jika aku sudah siap di temani dan jika ia sudah siap menemani , tentunya dalam waktu yangtepat, sesuai rencana indah dari-Nya
Taukan ga semua jawaban apa kabar harus di jawab dengan baik" saja..
Gapapa sih kalau emang sedang ga baik aja, atau gapapa juga bilang "Iya ni lg gabaik-baik aja, pengen cerita deh" .. dann kabari aja aku, aku siap dengerin cerita kalian.
Kali ini, izin kan aku sedikit bercerita tentang aku yaa.
Tahun 2021 punya harapan tersendiri untuk aku, setelah berlalunya tahun-tahun yang menyisakan pelajaran berharga dihidup aku.
2019, mungkin ketika ditanya pada tahun 2020 aku akan bercerita betapa menyeramkannya tahun itu, betapa menjadi orang paling menyedihkan, paling butuh dikasihani banget pada saat itu.
dan untuk orang-orang baik yang menyiapkan telinga dan bahunya saat itu, Thanksfully bgt yaaa. aku juga harus minta maaf banget sama kalian, selain aku butuh didengar, tanpa sengaja aku ngirimin energi negatif itu ke kalian. aku berharap banget peristiwa yang terjadi di aku tahun 2019 jangan jadi alasan kalian takut dan ragu untuk melangkah ke jalan kebaikan itu yaa.
yang harus kalian ingat, tiap kita punya kondisi yang berbeda, cerita yang berbeda, cara menghadapi yang berbeda,dan ending yang berbeda.. ingat yaa, kita berbeda dan jangan maksa diri untuk jadi orang lain.. kamu jangan nyakitin diri kamu dengan itu yaa.. Cukup orang lain yang nyakitin kamu, kamu yang harus kuat untuk lindungi diri kamu. kalau kamu juga nyakitin diri kamu.. Siapa yang akan sayang kamu?
2020
Hari-hari ditahun itu aku merasakan perasaan yang campur aduk tak menentu..
masih di bayang-bayangi rasa sakit tapi selalu muncul aja orang-orang baik yang mungkin ga aku notice awalnya.. orang-orang baik yang ga pernah biarin aku sendiri dan kesepian..
Aku butuh apa ? selalu diusahakan ada sama mereka.. aku bener-bener merasakan menjadi orang paling menyedihkan dan paling beruntung secara bersamaan.
Namun, semesta ingin aku lebih kuat lagi..
yang selalu ada perlahan hilang satu persatu. sedih? tentu, bagaimana tidak, luka lama saja belum sembuh, eh malah di tambahin lagi luka kehilangan..
Kali pertama juga di tahun itu, aku ke psikiater dan sudah mulai aware sama diri aku. Ada hal yang ga beres? gimana ngadepinnya? ada aku harus apa? dan.. Aku sebenarnya kenapa?
Sebenarnya aku ngerasa ketidakberesan itu sudah lama, namun tertolong karena aku selalu menemukan orang-orang didekatku. sehingga aku terus menolak rasa itu.
Sampai pada akhirnya.. satu-satu pamit dalam hidupku.. Ntah itu teman,sahabat,keluarga, dll
Jika biasanya ada tempat aku ngadu, walau ia tinggal dikota yang jauh, dulunya jika ada saja yang menyakiti ku, ia akan marah dan tak lupa untuk menyemangatiku.
Namun, tepat di bulan Mei ...
seseroang nan jauh disana, bener-bener ninggalin aku selamalamanya..
Gak pake pamit sama sekali.
jika yang lain pergi karena suatu alasan yang aku pahami, namun kali ini. tidak.. selamat jalan, manusia terbaik.
Lama sekali untuk bisa memahami arti dari semua ini, bukankah seharusnya adil tentang ditinggal dan meninggalkan? setelah banyak yang meninggalkan, bisakah aku juga ikut meninggalkan?
Sampailah pada satu-satunya manusia yang membuat aku punya alasan untuk tetap hidup sejauh ini, juga pergi.. bukan raganya, namun perannya yang tak lagi menginginkanku..
Inikah saatnya ? itu yang kupikirkan.
Allah Maha Baik.
segera ia kirim kan pemahaman untuk apa yang terjadi ini.. sampai akhirnya, aku menikmati rasa sakit ini.
dan satu hal yang selalu ku ingat "Jangan sekali-kali meletakkan harap kepada manusia dan jangan meletakkan kebahagian kita sama orang lain, karena jika seseorang itu pergi maka otomatis kebagaiaan kita hilang"
Mulai dari situ, aku berushaa untuk menikmati kesendirian ini.
Tentu tidak langsung, berkali-kali terpuruk dan mengingat lagi.. "Apakah harus menghubunginya lagi?" namun tetap ku tahan, biar aku sendiri yang bertanggung jawab atas luka ini, jangan sampai orang lain yang menghapusnya. aku sendirilah yang memegang kendali untuk menyembuhkan dan berdamai dengan luka ini.
Teringat sebuah dialog kedua penulis
"Kadang beberapa orang, jangan sampai kita ikut campur buat nyembuhin mereka.. karena jangan-jangan luka itu yang bikin mereka tetap hidup. kadang ketika kita datang dan nyembuhin luka itu, kita malah justru matiin seseorang"
Aneh, bukan? jika aku setuju dengan statement ini
Tau apa yang menyenangkan dari rasa sakit ini ? aku ngeliat diri aku, aku menyaksikan diri aku udah bertumbuh seperti yang kalian lihat sekarang, aku jadi nemuin diri aku sendiri.
karena, kita sendiri belajar tau diri kita, luka kita, cara nyembuhinnya gimana.
Oke fine hal itu bikin aku hancur awalnya, tapi akhirnya aku sampai kepada titik semua hal yang menyakiti malah bikin aku dan pertahanan aku semakin kokoh.
Dari tahun 2020 aku belajar, berjalan di atas kaki sendiri tidak terlalu buruk dibandingkan meletakkan kaki di jiwa orang lain.
Ngopi, ke toko buku, dan naik motor sendiri tak terlalu buruk dibanding rasa harap diterimanya tiap ajakan butuh ditemani oleh orang lain.. namun ketika ditolak, akhirnya sakit.
Ketika sendiri malah ngerasain bebasnya mau kemana, sampai jam berapa, mau ngapain, dll.
Aku sama sekali tak marah atau kesal atas kejadian-kejadian ini, aku sangat bersyukur.. selalu berfikir "Mungkin jika aku tak merasakan itu, aku gak bakalan bisa melangkah dengan ringan seperti sekarang"
2021
Tahun yang paling bikin aku bersyukur..
apa teman-temanku hilang ? tidak, mereka ada dan kita sedang bersama-sama bertumbuh.
Aku belajar ngatasi bagaimana jika sedih itu lagi-lagi datang, aku belajar bagaimana menghadapi masalah, aku belajar bagaimana mendengarkan saran diri, aku belajar lebih peka terhadap jiwa orang lain, aku belajar peduli terhadap mereka yang lupa di peduliin, aku belajar menanusiakan manusia, dari mereka yang selalu disia-siakan.
Aku belajar berdiri di kaki sendiri, aku belajar membangun tembok tiap perasaan aku, aku belajar memberi limit sama diriku, aku belajar untuk lebih menghargai orang lain, aku belajar memahami orang lain tentunya setelah aku memahami diriku.
Rasa kesepian dan butuh seseorang itu ada datang sesekali, lagi-lagi aku belajar bahwa Allah akan hadirkan peneman jika aku sudah siap di temani dan jika ia sudah siap menemani , tentunya dalam waktu yangtepat, sesuai rencana indah dari-Nya
Komentar
Posting Komentar